.
Budaya Lampung
Mengenal Budaya Lampung - Pada Kesempatan kali ini kita akan lebih dekat untuk mengenal budaya dari Timur pulau sumatera yaitu Lampung

SEJARAH

Suku bangsa Lampung konon berasal dari Skala Brak, yang sekarang adalah bagian dari wilayah kecamatan Belalau, kabupaten Lampung Utara. Asal kata dari “Lampung” sendiri merupakan berasal dari kata “terapung” yang berkaitan dengan tokoh ternama turunnya dari langit ‘Si Lampung Ratu Bulan’. Adapun Pendapat lain yang menghubungkan kata itu dengan ucapan “to-lang-p’ao-whang” yang ada pada dalam catatan Cina. Yang akhirnya ucapan “to-lang-p’ao-whang” berubah menjadi Lampung.

DESKRIPSI LOKASI

Suku Lampung merupakan suku yang menempati seluruh wilayah yang ada di provinsi Lampung & sebagian juga berada provinsi Sumatra Selatan bagian selatan & tengah. Suku bangsa Lampung dapat dibedakan menjadi 2 sub-suku bangsa yaitu Lampung Pepadun, & Lampung Peminggir. Lampung Pepadun berada di wilayah kecamatan kota Bumi, Abung Barat, Sukadana, Terbanggi Besar, Gunung Sugih. Dan Sedangkan, Lampung Peminggir berada di daerah wilayah Labuhan Meringgai, Liwa, Kenali, Pesisir, Cukuh Balak, Talang Padang, Kotaagung, & Wonosobo.

Jangan Biarkan Bahasa Lampung Punah

BAHASA

Bahasa Lampung disebut pula behasou Lampung atau pada umumnya Lampung atau cawo Lampung. Bahasa ini terbagi menjadi 2 logat yakni :

a. Logat Lampung Belalau, yang juga terbagi lagi menjadi :
  • logat Jelma Doya,
  • Pemanggilan Peminggir,
  • Melinting Peminggir
  • Pubian.
b. Logat Lampung Abung, terbagi lagi menjadi :
  • Sub dialek Abung
  • Sub dialek Tulang bawang.
Masyarakat Lampung juga memiliki aksara sendiri yang disebut dengan surat Lampung.

PENGETAHUAN

Pada masa lalu Masyarakat Lampung telah mengenal pola perkampungan yang telah menyebar disepanjang aliran sungai. Masyarakat Lampung juga telah mempunyai aksara sendiri. Selain itu, mereka telah mengenal bangunan semacam lumbung yang disebut “walai” atau “balai” untuk menyimpan bahan makanan pokok sendiri.

TEKNOLOGI

Pada masa lalu, masyarakat Lampung telah memiliki sebuah keris yang disebut juga emas wai besi yang dipakai khusus oleh para golongan bangsawan pada masyarakat Lampung Pepadun.

RELIGI (Keagamaan)

Masyarakat Lampung merupakan pemeluk agama Islam. Namun walaupun dikenal sebagai pemeluk Islam, di kalangan masyakarat Lampung pula masih berkembang sisa-sisa dengan kepercayaan lama yang mereka sebut dengan kepercayaan pada Zaman Tumi. Mereka juga mempercayai adanya makhluk-makhluk halus & benda-benda kuno dengan kekuatan saktinya. Sehubungan dengan kepercayaan tersebut, mereka mengenal juga berbagai upacara adat dengan berbagai sesajian sebagai pelengkapnya.

KESENIAN


Masyarakat Lampung juga dikenal sebagai penghasil kain tenun tradisional atau (tapis) dengan motif hiasan yang sangat indah. Pada masa lalu, kain tapis tersebut hanya dipergunakan pada upacara perkawinan saja atau upacara adat lainnya. Bentuk dari kesenian lainnya yaitu jenis tari-tarian yang telah dikembangkan untuk kebutuhan upacara-upacara adat, contoh misalnya tari sambai, tari kipas, & sebagainya. Mereka juga mempunyai alat-alat musik sendiri misalnya, gendang, kulintang, talo, & serdam (suling bambu).

MATA PENCAHARIAN


Masyarakat Lampung umumnya hidup dari bercocok tanam. Dahulu kala, mereka mengerjakan ladang (umbulan) yaitu dengan sistem perladangan berpindah-pindah. Hasil pertanian yang begitu dikenal antara lain yaitu kopi, lada, karet, & cengkeh. Selain bercocok tanam, mereka telah mengenal usaha peternakan dan hewan yang diternakkan meliputi kerbau, sapi, kambing, & unggas.

ORGANISASI SOSIAL

- Perkawinan Bentuk perkawinan masyarakat Lampung dibedakan ke dalam 2 bentuk, yaitu:

  1. Perkawinan biasa. Dalam perkawinan ini seorang istri & anak-anaknya menjadi anggota dari kelompok suaminya. Dan sebagai gantinya, suami diwajibkan memberikan mas kawin & uang jujur dalam bahasa lampung (uang jojoh).
  2. Perkawinan semanda. Dalam perkawinan ini, pihak dari keluarga laki-laki tidak membawa uang jujur, akan tetapi sang suami & anak-anaknya menjadi dari anggota keluarga sang istri.

Selain itu, dalam perkawinan pada masyarakat Lampung, ada larangan kawin antara mereka yang tidak sederajat.

- Kekerabatan
Prinsip Masyarakat yang melakukan penarikan garis keturunan yang bersifat patrilineal. Pada masyarakat Saibatin pengelompokan dalam satu kampung membentuk sebuah klen kecil yang disebut juga sebatin yang terbentuk atas dasar keturunan atau perkawinan. Dan secara umum anak laki-laki tertua dari keturunan yang lebih tua mempunyai kedudukan istimewa, yaitu sebagai ahli waris keluarganya.

- Sistem kemasyarakatan
Pada masyarakat Lampung Saibatin, pemimpin Saibatin disebut juga dengan penyimbang sebatin. Dan sedangkan pada masyarakat Lampung Pepadun, dipimpin oleh penyimbang tiyuh. Beberapa tiyuh tergabung kedalam kesatuan lebih besar yang disebut buay atau kebuayan. Pada masyarakat Lampung Pepadun berlaku hukum adat yang didasarkan dengan Piagam Adat Lampung Siwo Migo. Pelanggaran terhadap ketentuan adat ini akan dikenai sanksi berupa denda atau keharusan melaksanakan upacara adat.

NILAI-NILAI BUDAYA


  • Sakai Sambayan merupakan gotong royong, & tolong menolong.
  • Pi’il Pesenggiri merupakan harga diri, perilaku, & sikap hidup.
  • Nemui Nyimah merupakan murah hati, & ramah tamah terhadap semua.
  • Nengah Nyappur merupakan membuka diri dalam pergaulan.
  • Bejuluk Beadek merupakan saling menghormati.


ASPEK PEMBANGUNAN


Pada masa lalu, masyarakat Lampung telah mengenal adanya pembagian pelapisan sosial. Namun seiring berjalannya waktu, sistem pelapisan sosial tersebut mulai berubah. Pada kalangan rakyat biasa dapat tampil menjadi pemimpin & memegang kekuasaan. Masyarakat Lampung juga sangat menghormati & mematuhi hukum adat yang berlaku sebagai cerminan tingkah laku di jaman modern saat ini.

Itulah sekilas tentang Budaya Lampung, semoga artikel ini bermanfaat & sampai jumpa dikesempatan berikutnya.

Mengenal Budaya Lampung

Budaya Lampung
Mengenal Budaya Lampung - Pada Kesempatan kali ini kita akan lebih dekat untuk mengenal budaya dari Timur pulau sumatera yaitu Lampung

SEJARAH

Suku bangsa Lampung konon berasal dari Skala Brak, yang sekarang adalah bagian dari wilayah kecamatan Belalau, kabupaten Lampung Utara. Asal kata dari “Lampung” sendiri merupakan berasal dari kata “terapung” yang berkaitan dengan tokoh ternama turunnya dari langit ‘Si Lampung Ratu Bulan’. Adapun Pendapat lain yang menghubungkan kata itu dengan ucapan “to-lang-p’ao-whang” yang ada pada dalam catatan Cina. Yang akhirnya ucapan “to-lang-p’ao-whang” berubah menjadi Lampung.

DESKRIPSI LOKASI

Suku Lampung merupakan suku yang menempati seluruh wilayah yang ada di provinsi Lampung & sebagian juga berada provinsi Sumatra Selatan bagian selatan & tengah. Suku bangsa Lampung dapat dibedakan menjadi 2 sub-suku bangsa yaitu Lampung Pepadun, & Lampung Peminggir. Lampung Pepadun berada di wilayah kecamatan kota Bumi, Abung Barat, Sukadana, Terbanggi Besar, Gunung Sugih. Dan Sedangkan, Lampung Peminggir berada di daerah wilayah Labuhan Meringgai, Liwa, Kenali, Pesisir, Cukuh Balak, Talang Padang, Kotaagung, & Wonosobo.

Jangan Biarkan Bahasa Lampung Punah

BAHASA

Bahasa Lampung disebut pula behasou Lampung atau pada umumnya Lampung atau cawo Lampung. Bahasa ini terbagi menjadi 2 logat yakni :

a. Logat Lampung Belalau, yang juga terbagi lagi menjadi :
  • logat Jelma Doya,
  • Pemanggilan Peminggir,
  • Melinting Peminggir
  • Pubian.
b. Logat Lampung Abung, terbagi lagi menjadi :
  • Sub dialek Abung
  • Sub dialek Tulang bawang.
Masyarakat Lampung juga memiliki aksara sendiri yang disebut dengan surat Lampung.

PENGETAHUAN

Pada masa lalu Masyarakat Lampung telah mengenal pola perkampungan yang telah menyebar disepanjang aliran sungai. Masyarakat Lampung juga telah mempunyai aksara sendiri. Selain itu, mereka telah mengenal bangunan semacam lumbung yang disebut “walai” atau “balai” untuk menyimpan bahan makanan pokok sendiri.

TEKNOLOGI

Pada masa lalu, masyarakat Lampung telah memiliki sebuah keris yang disebut juga emas wai besi yang dipakai khusus oleh para golongan bangsawan pada masyarakat Lampung Pepadun.

RELIGI (Keagamaan)

Masyarakat Lampung merupakan pemeluk agama Islam. Namun walaupun dikenal sebagai pemeluk Islam, di kalangan masyakarat Lampung pula masih berkembang sisa-sisa dengan kepercayaan lama yang mereka sebut dengan kepercayaan pada Zaman Tumi. Mereka juga mempercayai adanya makhluk-makhluk halus & benda-benda kuno dengan kekuatan saktinya. Sehubungan dengan kepercayaan tersebut, mereka mengenal juga berbagai upacara adat dengan berbagai sesajian sebagai pelengkapnya.

KESENIAN


Masyarakat Lampung juga dikenal sebagai penghasil kain tenun tradisional atau (tapis) dengan motif hiasan yang sangat indah. Pada masa lalu, kain tapis tersebut hanya dipergunakan pada upacara perkawinan saja atau upacara adat lainnya. Bentuk dari kesenian lainnya yaitu jenis tari-tarian yang telah dikembangkan untuk kebutuhan upacara-upacara adat, contoh misalnya tari sambai, tari kipas, & sebagainya. Mereka juga mempunyai alat-alat musik sendiri misalnya, gendang, kulintang, talo, & serdam (suling bambu).

MATA PENCAHARIAN


Masyarakat Lampung umumnya hidup dari bercocok tanam. Dahulu kala, mereka mengerjakan ladang (umbulan) yaitu dengan sistem perladangan berpindah-pindah. Hasil pertanian yang begitu dikenal antara lain yaitu kopi, lada, karet, & cengkeh. Selain bercocok tanam, mereka telah mengenal usaha peternakan dan hewan yang diternakkan meliputi kerbau, sapi, kambing, & unggas.

ORGANISASI SOSIAL

- Perkawinan Bentuk perkawinan masyarakat Lampung dibedakan ke dalam 2 bentuk, yaitu:

  1. Perkawinan biasa. Dalam perkawinan ini seorang istri & anak-anaknya menjadi anggota dari kelompok suaminya. Dan sebagai gantinya, suami diwajibkan memberikan mas kawin & uang jujur dalam bahasa lampung (uang jojoh).
  2. Perkawinan semanda. Dalam perkawinan ini, pihak dari keluarga laki-laki tidak membawa uang jujur, akan tetapi sang suami & anak-anaknya menjadi dari anggota keluarga sang istri.

Selain itu, dalam perkawinan pada masyarakat Lampung, ada larangan kawin antara mereka yang tidak sederajat.

- Kekerabatan
Prinsip Masyarakat yang melakukan penarikan garis keturunan yang bersifat patrilineal. Pada masyarakat Saibatin pengelompokan dalam satu kampung membentuk sebuah klen kecil yang disebut juga sebatin yang terbentuk atas dasar keturunan atau perkawinan. Dan secara umum anak laki-laki tertua dari keturunan yang lebih tua mempunyai kedudukan istimewa, yaitu sebagai ahli waris keluarganya.

- Sistem kemasyarakatan
Pada masyarakat Lampung Saibatin, pemimpin Saibatin disebut juga dengan penyimbang sebatin. Dan sedangkan pada masyarakat Lampung Pepadun, dipimpin oleh penyimbang tiyuh. Beberapa tiyuh tergabung kedalam kesatuan lebih besar yang disebut buay atau kebuayan. Pada masyarakat Lampung Pepadun berlaku hukum adat yang didasarkan dengan Piagam Adat Lampung Siwo Migo. Pelanggaran terhadap ketentuan adat ini akan dikenai sanksi berupa denda atau keharusan melaksanakan upacara adat.

NILAI-NILAI BUDAYA


  • Sakai Sambayan merupakan gotong royong, & tolong menolong.
  • Pi’il Pesenggiri merupakan harga diri, perilaku, & sikap hidup.
  • Nemui Nyimah merupakan murah hati, & ramah tamah terhadap semua.
  • Nengah Nyappur merupakan membuka diri dalam pergaulan.
  • Bejuluk Beadek merupakan saling menghormati.


ASPEK PEMBANGUNAN


Pada masa lalu, masyarakat Lampung telah mengenal adanya pembagian pelapisan sosial. Namun seiring berjalannya waktu, sistem pelapisan sosial tersebut mulai berubah. Pada kalangan rakyat biasa dapat tampil menjadi pemimpin & memegang kekuasaan. Masyarakat Lampung juga sangat menghormati & mematuhi hukum adat yang berlaku sebagai cerminan tingkah laku di jaman modern saat ini.

Itulah sekilas tentang Budaya Lampung, semoga artikel ini bermanfaat & sampai jumpa dikesempatan berikutnya.

1 komentar: